OUR next destination on Tripper…
Where to go : Ujung Kulon…
Sunny day on July… that’s I called when I go trip to Ujung Kulon…
Pertanyaannya sebenarnya adalah kenapa UJUNG KULON, ada apa sih di ujung kulon selain habitat nya para badak bercula satu? Jawabannya adalah BANYAK!!! Enggak percaya??? Dulu saya juga tidak percaya dan berpikir Ujung Kulon adalah tempat habitatnya para badak bercula satu titik. Tapi ternyata pemandangan di Ujung Kulon ini membuat saya terpana...that’s amazing place and beach that I ever seen…
My foot step...
Meeting point bertempat di terminal kalideres, jumat malam sekitar jam 9PM. Mencari bis dengan tujuan kalideres Labuan. Perjalanan dengan kecepatan normal memakan waktu 4-5 jam, tapi berhubung supir bis agak-agak gokil a.k.a ngebut banget, jadi hanya memakan waktu sekitar 3 jam menuju Labuan.
Sampai di terminal Labuan, beristirahat sejenak sambil menunggu elf tiba. Perjalanan kembali dilakukan begitu elf datang dan segeralah menuju Taman Jaya yang memakan waktu sekitar 5 jam. Jalanan yang rusak, membuat perjalanan tidak nyaman dan lama. Sampai di Taman Jaya sekitar jam 6 AM, bertemu dengan pemilik kapal dan guide yang akan disewa selama trip di Ujung Kulon.
Pak Komar dan Pak Martin, merekalah yang biasa dihubungi oleh para turis yang ingin berlibur diUjung Kulon.
Naah berikut adalah tempat yang kita kunjungi, dimulai dari…
Peucang Island
Begitu menginjakkan kakiku di pulau ini saya langsung jatuh cinta. Pulau peucang memiliki pemandangan yang menakjubkan dan mempesona, benar-benar sambutan yang pantas setelah perjalanan jauh diatas kapal nelayan selama 3 jam. Hamparan pasir putih dan lautan jernih merupakan pemandangan yang jarang ada di Jakarta (pantai Ancol maksudnya…hehhe). Tak hanya pemandangan di atas saja yang indah, dibawah laut pun seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan-ikan lucu siap membuat mata terbelalak. Sangat tidak salah Pulau Peucang disebut sebagai tempat paling ideal untuk berenang, snorkling, diving ataupun memancing di Ujung Kulon.
Daya tarik lainnya yaitu hutan Pulau Peucang. Hutan disini termasuk sebagai ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. Banyak berbagai macam flora dan fauna yang ada di hutan ini, antara lain merbau, palahlar, bungur, cerlang dan ki hujan. Sedangkan untuk fauna, kita bisa menjumpai rusa, lutung, kijang, babi hutan dan biawak.
Ssst, sewaktu disana ternyata banyak wisatawan asing juga lho yang datang untuk diving dan snorkeling, ternyata udah terkenal sampai mancanegara… hebat!
Cibom
Cibom merupakan tempat transit menuju ke Ciramea, tujuan saya selanjutnya. Namun tempat ini tak kalah kerennya, khususnya bagi pecinta hiking pasti akan suka. Karena Cibom merupakan hutan alami yang masih banyak binatang liarnya serasa menjadi tarzan dan jane kata Pak Martin sang Guide. Tapi sayangnya pantai di Cibom kurang bagus, airnya kotor dan banyak karangnya, sehingga tidak memungkinkan untuk bermain air di tempat ini.
Ciramea
Pantai yang masih berada dikawasan Taman Nasional Ujung Kulon ini mempunyai panjang pantai sekitar 3-4 km dan membentuk teluk. Mempunyai latar belakang sebuah Gunung, bernama Gunung Payung setinggi 400 meter diatas permukaan laut merupakan suguhan pemandangan nan eksotik baik saat sunrise atau pun sunset. Kalian akan terpana melihat sunset disini didukung dengan keadaan yang sepi akan menambah nikmatnya pemandangan di pantai ciramea, benar-benar indah sekali.
Tanjung Layar
Tujuan berikutnya ke Tanjung Layar. Disini terdapat dua buah mercusuar yang usianya sudah tua. Yang satu dibangun pada jaman VOC, satu lagi dibangun beberapa puluh tahun lalu, menggantikan mercusuar dari jaman VOC. Mercusuar inilah yang menjadi objek wisata sehingga banyak yang memanjat mercusuar ini. Konon pemandangannya bagus sekali jika dilihat dari atas menara ini. Sebagian teman trip banyak yang memanjat menara tersebut, tidak dengan saya yang sedikit takut jika berada di tempat tinggi.
Di Tanjung Layar ada bapak-bapak yang menjaga mercusuar ini, beliau tinggal sendiri di tempat ini. Sebelumnya ada 3 orang yang menjaga, namun kata bapaknya ketiga temannya itu tidak tahan tinggal disana, jadi alhasil si bapak sendirian menjaga tempat ini.
Menuju tempat ini dari Ciramea memakan waktu sekitar satu setengah jam. Sebenarnya tempat ini tidak jauh, tapi karena kita berangkat dari Ciramea tengah hari ketika matahari sedang lucu-lucunya alias terik, jadi banyak istirahatnya dibandingkan dengan jalannya…
Dari Tanjung Layar kita berangkat ke Cidaon lewat Cibom.
Cidaon
Untuk menuju Cidaon, kita harus kembali ke Cibom karena kita harus menyeberang pulau. Maka kapal kami pun menjemput di Cibom. Sekitar 10 menit dari Cibom ke Cidaon.
Tiba di dermaga Cidaon suasana masih sepi belum banyak pengunjung yang kesini. Biasanya ketika sore, barulah mulai banyak yang datang, karena di Cidaon inilah tempat padang penggembalaan. Tempat ini merupakan tempat berkumpulnya binatang-binatang liar, seperti banteng, rusa, merak bahkan si empunya tempat ini ‘RHINO SONDAICUS’ badak bercula satu.
Namun sore itu kami hanya melihat rusa dan merak saja, banteng dan badak tidak keluar. Tapi ketika saya dan teman pergi ke sungai kecil yang terletak didalam hutan, kami mendengar dengusan suara bintang, entah itu banteng atau badak yang kami dengar. Kata guide kami, jarang sekali yang bisa melihat kedua binatang tersebut, yaa jadi saya masih termasuk orang yang sedikit beruntung kali yaa meski hanya bisa mendengar dengusannya saja… hehehe
Entah mengapa, saya seperti tersihir dengan pemandangan di Cidaon, apalagi ketika sunset. Suatu pemandangan yang memberikan saya rasa damai ketika menikmatinya dipinggir pantai. Ketika malam tiba pun kita disuguhkan dengan langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang. Disini kita bisa menemukan bintang jatuh, tak hanya sekali kita dapat melihat bintang jatuh, namun bisa lebih dari sepuluh kali jika dihitung. Kami menyebutnya malam bintang jatuh.
Aaahhh pengalaman yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Dan saya pun bersyukur masih bisa menikmati keindahan dan keajaiban tangan Tuhan. So where we go for the next month.
FYI for staying…
Taman Jaya, ada penginapan milik Pak Komar yang bernama Sunda Jaya, untuk range harganya bisa negosiasi dengan Pak Komar langsung. Banyak turis asing juga lho yang menginap ditempat ini sebelum menjelajahi Ujung Kulon… jadi bisa mempraktekan bahasa inggris kita nih disini…
Peucang Island, karena tempat ini merupakan tempat pos penjagaan taman nasional ujung kulon, maka pengelola membuat beberapa villa untuk disewakan kepada pengunjung yang datang. harganya berkisar antara 500rb-900rb tergantung besar kecilnya villa.
Cibom, Ciramea, Tanjung Layar dan Cidaon tidak ada penginapan yang ada hanyalah pos penjagaan saja, jika ingin menginap Anda bisa buka tenda tempat ini. Kalau kami justru hanya bermodalkan sleeping bag dan matras sebagai alas kami tidur, lebih seru tidur ditemani kumpulan bintang-bintang hehehe…
![]() |
13's traveler |
![]() |
goodbye sunseeeettt... |
![]() |
Peucang's pier |
![]() |
a real traveler :P |
![]() | |
unknown |
No comments:
Post a Comment